NAMA Lesti dan Fildan di dunia dangdut memang sudah tidak diragukan lagi. Keduanya memiliki warna vokal yang khas dan mampu mewarnai wajah dangdut Indonesia saat ini.
TEMPO.CO, Jakarta - Fildan D'Academy kembali membuktikan kualitasnya sebagai pedangdut pria yang patut diperhitungkan. Ia dinobatkan sebagai penyanyi dangdut pria terpopuler versi Indonesian Dangdut Awards (IDA) 2018. Fildan mengaku tak menyangka bisa membawa pulang piala IDA 2018. Apalagi jika.
Dan kini, kedua bintang yang juga juara dari DAcademy ini berkolaborasi dalam sebuah single teranyarnya yang berjudul Lebih dari Selamanya. Sebuah hubungan memang membutuhkan komitmen yang cukup kuat sesama pasangan tersebut. Dan lagu dangdut kontemporer yang ditembangkan oleh Lesti dan Fildan kali ini cukup menggambarkan betapa kuatnya komitmen tersebut. Mendapatkan lagu baru untuk berduet bersama merupakan hal yang sangat disyukuri oleh Lesti dan Fildan. Pasalnya keduanya sudah sering tampil berduet bersama di atas panggung. Dan performa mereka selalu berhasil membuat siapapun yang menyaksikan turut larut dan tenggelam dalam makna lagu yang mereka bawakan.
Pada saat mendapatkan kesempatan ini, jelas membuat Lesti sangat bersyukur. “Senang rasanya bisa memiliki single berdua dengan papa Fildan. Ini merupakan lagu duet pertama saya, dan bisa melakukannya dengan papa Fildan rasanya senang sekali,” papar penyanyi yang juga baru sukses meluncurkan single teranyarnya Purnama. Hal serupa dirasakan oleh Fildan. Ayah satu anak ini juga merasakan kolaborasinya kali ini dengan Lesti berjalan dengan Iancar meski agak kesulitan saat rekaman lantaran lirik yang panjang dan notasinya yang rumit. “Enggak ada kesulitan apapun ya kalau sama Lesti.
Paling ada kesulitan waktu rekaman saat menyanyikan lagu ini sih. Karena lagu ini cukup panjang dan notasinya sebenarnya juga rumit. Tapi, setelah diarahkan Adibal (komposer) beberapa kali akhirnya berhasil merampungkan single ini,” ungkap Fildan.
Fildan dan Lesti mengatakan, bahwa lagu ini sudah dibuat sejak hampir setahun lalu. Dan mulai dari pembuatan lagu, sampai recording prosesnya sangat cepat. “Pencipta lagu nulis lagu pada hari itu malamnya disuruh ke studio recording.
Kita recording berdua biar kemistrinya dapat,” ujar Lesti. Dilanjutkan Lesti, bahwa ia tidak sulit dalam membangun chemistry dengan Fildan. Hal itu karena mereka sudah sering berduet dan membawa lagu-lagu romantis dan slow, salah satunya Gerimis Melanda Hati suara mereka mampu membuat pendengar baper.
“Awal mulanya itu pas chemistry dapat pada saat papa Fildan masuk grand final tingkat Asia dede (panggilan Lesti) dikasi kesempatan partner awalnya pesimis yang lain lagunya ahli semua dibikin aransemen susah sedangkan papa Fildan dan Lesti dikasi lagu slow banget dan romantis G erimis Melanda Hati. Terjadilah chemistry bagus nyanyi dapat nilai bagus dan papa Fildan juara,” jelas Lesti. Untuk melengkapi single ini, sebuah musik video garapan Rizky Lubis telah diluncurkan.
Dalam musik video kali ini, Rizky ingin menampilkan sebuah pesan bahwa cinta tak selamanya berakhir pada sebuah perpisahan. “Dalam music video ini Fildan harus pergi untuk selamanya meninggalkan Lesti seorang gadis yang datang sebagai seorang perawat yang berhasil mengambil hatinya dan mengisi kesendiriannya. Lesti juga memiliki perasaan yang sama dengan Fildan, disini Lesti mengetahui penyakit Fildan tapi tidak menyangka akan secepat itu Fildan pergi. Cinta membuat Lesti terus melanjutkan lukisan, waiau sakit dan hancur,” jelas Rizky. Jika Anda menyimak single perdana Fildan dan Lesti Lebih dari Selamanya Anda akan menemukan kemiripan dengan lagu ‘ Gerimis Melanda Hati’. Lesti dan Fildan pun membenarkan hal ini. Mereka mengatakan bahwa lagu Lebih dari Selamanya ini merupakan kelanjutan dari lagu “Gerimis Melanda Hati”.
Kedua lagu ini sama-sama diciptakan oleh Adibal. “Pencipta lagunya sama lagu Gerimis Melanda Hati dan Lebih Dari Segalanya ini memang hampir sama, ibaratnya single ini Gerimis Melanda Hati 2. Secara lagu ada kemiripan tapi masing-masing punya karakter dan jalan cerita yang berbeda,” kata Fildan. Hal ini lantaran, Adibal melihat ada kesamaan antara Lesti dan Fildan.
Ketika Fildan dan Lesti disatukan dalam panggung dengan lagu romantis, karakter suara dan penjiwaan lagu keduanya mampu menyihir penonton dan siapapun yang mendengar. Dalam lagu ini, Lesti mengaku punya tanggungjawab yang besar untuk pecinta lagu dangdut. “Lagu ini harus lebih bagus dari gerimis melanda hati. Aku juga gak ada beban, hanya mengikuti alurnya aja karena pas chemistry dapet di lagu romantis jadi pencipta lagu buatin lagunya romantis dan sedih,” pungkas Lesti.
![Novel Fildan Novel Fildan](/uploads/1/2/5/3/125363302/933925105.jpg)
Penyunting: Lana Puspitasari Desain Sampul: Orkha Creative Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Tahun terbit: 2016 ISBN: 978 - 602 - 03 - 3219 -2 Tebal: 232 hlm. Genduk adalah sebuah fiksi yang diceritakan dengan gaya memoar.
Berkisah tentang seorang bocah perempuan berumur sebelas tahun, yang tinggal di desa paling puncak Gunung Sindoro, Temanggung. Setting dibuat pada tahun 1970-an ketika petani tembakau sudah mulai mengolah tembakau yang masuk kualitas atas di dunia ini untuk dipasok ke pabrik-pabrik rokok. Genduk melakukan pencarian jati diri dan pencarian atas sosok ayah yang tidak pernah dilihatnya seumur hidup. Konflik terjadi ketika Genduk menemukan kenyataan mengenai ayah yang selama ini dirindukannya. Konflik pun bergulir terkait dengan permasalahan yang dialami oleh para petani. Apa yang kamu lakukan ketika tidak pernah tahu sosok Ayah sejak kecil?
Adalah Genduk yang selalu merindukan sosok Ayah, sejak kecil. Hanya tinggal bersama Yung, hari-harinya di sebuah desa di Gunung Sinduro membuatnya berpikir lebih dewasa dari usia yang sebenarnya. Genduk selalu merasa ingin tahu tentang keberadaan Ayahnya, sayangnya Yung - Ibu dari Genduk tidak pernah mau membicarakannya. Bahkan Yung, selalu marah ketika Genduk menyebut Pak'e. Hanya Kaji Bawon saja yang sesekali menceritakan bagaimana sosok Ayah Genduk padanya. Konflik batin Genduk saat melihat panen tembakau Ibunya yang selalu gagal membuatnya ingin membuat perubahan.
Konflik inilah yang membawanya kepada Kadek, seorang tengkulak yang ia sebut Celeng. Sayangnya Kaduk tidak pernah menepati janjinya untuk membeli hasil panen tembakau Yung. Kekecewaan inilah yang membawa Genduk untuk pergi meninggalkan rumah, dan berniat mencari Ayah kandungnya. Berbekal petunjuk dari Kaji Bawon ia pergi ke kota. Sayangnya, kenyataan pahit tentang Ayahnya membuat Genduk kembali bersedih. Hmm, apakah itu? Sebaiknya kamu membaca sendiri.
![Novel Fildan Novel Fildan](/uploads/1/2/5/3/125363302/709256733.jpg)
Tentu tidak menyenangkan jika saya ungkap di sini. Tidak selamanya hal menyakitkan ditemui Genduk. Perjalanan ke kota membuatnya bertemu dengan Bah Jan yang menguibah hidup Genduk dan Yung.
Sesuatu yang selama ini tidak pernah dibayangkan oleh Genduk. Novel yang diceritakan dengan gaya memoar ini sangat sederhana. Pupus sudah bayangan novel sastra yang berat setelah saya membaca Genduk.
Karena Sundari Mardjuki mampu menyajikan novel sastra ini dengan gaya yang sederhana dan ringan. Nuansa tahun 70'an yang kental membuat saya kembali menyusuri lereng waktu. Suasana tahun 70'an disajikan dengan cukup detail.
Lalu bagaimana kisah Genduk setelah mengetahui kebenaran tentang sosok Pak'e? Dan bagaimana usaha Genduk untuk menyelamatkan panen Tembakau milik Yung? Sebaiknya kamu membaca sendiri novel ini. Selamat membaca. (vem/apl).